Resensi Buku

A. Identitas Buku
Judul Buku            : Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan Buat Emak)
Nama Penulis        : Ahmad Tohari
Nama Penerbit      : PT.Gramedia Pustaka Utama
Tempat Penerbitan: Jl.Palmerah Selatan 24-26 Lt.6
                              Jakarta 10270
Tahun Terbit          : Cetakan ke 3 : November 1988
                               Cetakan ke 4 : Oktober 1992
                               Cetakan ke 5 : Februari 1999
                               Cetakan ke 6 : November 2000
Tebal Buku            : 176 Halaman
Kertas yang digunakan : -Kertas kulit : Art Karton 210 gram
                                     -Kertas isi     : HVS 70 gram
Warna Cover         : Merah Muda
Harga Buku           :         -

B. Ringkasan
     Sudah sebelas tahun Dukuh Paruk tidak lagi memiliki ronggeng. Padahal tanpa ronggeng, dukuh itu kehilangan jati dirinya. Padahal lagi, mereka percaya bahwa ronggeng itu bukan hasil didikan melainkan dilahirkan. Sementara itu malapetaka tempe bongkrek yang merenggut nyawa banyak warga Dukuh Paruk sebelas tahun lalu masih terasa mencekam. Dalam suasana seperti ini tampil Srintil, 11 tahun, menghangatkan kembali dukuh itu dengan indang ronggengnya. Rasus, anak lelaki sepermainan Srintil, juga merasakan bangkitnya dukuh kecil itu. Namun sekaligus ia merasakan sesuatu hilang dalam dirinya karena ia tidak lagi bebas bermain bersama Srintil. Dan ini sangat berat bagi Rasus karena bayangan emaknya yang hilang dalam malapetaka tempe bongkrek dulu masih selalu hadir dalam diri Srintil yang sudah menjadi ronggeng itu.
     Dunia Dukuh Paruk dengan segala isinya terbaca semuanya dalam corak hubungan antara Rasus dan Srintil. Bahkan nasib dukuh yang sengsara itu akhirnya ditentukan oleh sikap Rasus terhadap Srintil yang kemudian menjadi korban geger besar 1965. Dan pada buku Ronggeng Dukuh Paruk ini melukiskan berbagai tragedi kehidupan tempat terpencil itu.

C. Kelebihan Isi Buku
     Buku ini menyajikan kisah dengan cara yang menggugah perasaan ingin tahu, suatu masalah yang bagi kita pun sangat lazim. Tetapi yang paling mengasyikkan dari kesemua itu adalah gambaran tandas yang berhasil dibangkitkan Ahmad Tohari, yang mengikis khayalan indah kita tentang kehidupan pedesaan di Jawa. Latar, peristiwa, dan tokoh-tokoh yang terdiri dari orang-orang desa yang sederhana digambarkannya dengan menarik,bahkan tak jarang sangat menarik.

D. Kekurangan Isi Buku
     Buku ini selain memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan. Yaitu, karena kisah selengkapnya tidak semua terdapat pada isi buku ini saja. Melainkan, kisah selengkapnya dimuat dalam buku kedua Lintang Kemukus Dini Hari dan buku ketiga Jantera Bianglala. Jadi,apabila kita ingin mengetahui kisah selengkapnya, kita juga harus membaca buku kedua dan ketiga.

0 komentar:

Posting Komentar